Skip to content

Bab 3 - Klasifikasi Arsitektur (Vāstu-prakaraṇa)

1-2: Berbagai tempat tinggal di mana para dewa dan manusia tinggal telah diamati oleh para resi ilahi, objek-objek tersebut kini akan diuraikan (dalam ilmu arsitektur) sebagai berikut.

3: Tanah, bangunan dan gedung lainnya, kendaraan, serta ranjang dan dipan lainnya adalah empat kelas (dari objek arsitektur).

4: Dari kelas-kelas ini, tanah adalah objek utama untuk segala tujuan.

5-6: Rumah besar dan bangunan lainnya disebut tempat tinggal karena hubungannya dengan objek (utama) (yaitu tanah). Memang, bangunan-bangunan tersebut adalah objek (arsitektur) utama bagi mereka yang mendalami ilmu arsitektur.

7-8: Istana, paviliun, ruang dewan, aula, demikian pula tempat penampungan air, dan juga teater: semua ini disebut oleh para leluhur sebagai (dengan istilah) bangunan (harmya).

9-10: Kendaraan cepat, mobil (gerbong?), tandu, dan demikian pula, kereta: semua ini, wahai arsitek, dikenal sebagai jenis-jenis kendaraan. Ranjang akan dijelaskan demikian pula (sekarang).

11-12: Kandang, ayunan, sofa, ranjang (berbentuk) burung gagak berkaki delapan, ranjang papan, dan demikian pula ranjang kecil: semua ini disebut (dengan istilah) dipan (paryaṅka).

13: Demikianlah disebutkan empat topik utama, yaitu, tanah dan yang lainnya.

Aturan Tentang Tanah dan Lokasi

14: Bumi menjadi tempat tinggal semua makhluk karena adanya matahari (yang menyinari seluruh permukaannya).

15-16: Bentuk, warna, aroma, fitur, suara, kasta, dan sentuhan: periksalah lokasi (untuk bangunan) dengan mempertimbangkan hal-hal tersebut secara berurutan, pastikan terlebih dulu sebelum diukur.

17: Lokasi yang dipilih setelah semua pemeriksaan tersebut, (lebih lanjut disesuaikan) menurut kasta yang berbeda (secara harfiah, yang lahir dua kali).

18-20: Lokasi yang sesuai bagi para Brahmana adalah yang (berbentuk) persegi, berwarna keputihan, memiliki pohon ara, miring ke arah utara, dan rasanya manis serta harum.

21-23: Dengan (panjang) yang melebihi lebarnya sebesar seperdelapan, berwarna kemerahan, dengan kemiringan ke arah timur, rasanya pahit, memiliki pohon peepal (Ficus religiosa), dan berukuran luas: lokasi seperti itu sesuai dan mendatangkan kemakmuran bagi para Kṣatriya (para raja).

24-26: Dengan panjang yang melebihi lebarnya tidak tidak lebih dari seperenam, berwarna kekuningan, memiliki pohon ara (Ficus infectoria), dengan kemiringan ke arah timur, dan rasanya asam: lokasi seperti itu menguntungkan dan sumber kesuksesan bagi para Vaiśya (kelas pedagang).

27-29: Dengan panjang yang melebihi lebarnya sebsar seperempat, memiliki pohon beringin, berwarna hitam, rasanya pedas, dan dengan kemiringan ke arah timur: lokasi seperti itu membawa kemakmuran bagi para Śūdra.

Kasta Bentuk Warna Tanaman Kemiringan Rasa Tanah Status
Brahmana Persegi Keputihan Pohon Ara (Ficus racemosa) Miring ke Utara Manis dan harum Paling menguntungkan
Kṣatriya Panjangnya ⅛ lebih lebar Kemerahan Pohon Peepal (Ficus religiosa) Miring ke Timur Pahit Cocok & makmur
Vaiśya Panjangnya ⅙ lebih lebar Kekuningan Pohon Ara (Ficus infectoria) Miring ke Timur Asam Menguntungkan & sumber kesuksesan
Śūdra Panjangnya ¼ lebih lebar Kehitaman Pohon Beringin Miring ke Timur Pedas Membawa kemakmuran

30: Dari lokasi-lokasi yang dijelaskan di atas, dua (yang pertama) dinyatakan sebagai yang terbaik dan dua (yang terakhir) cukup baik.

31: Tanah (yang merupakan) objek utama dari (empat kelas arsitektur) demikian dijelaskan; keempat kelas itu (diperlakukan dengan) cara yang sama.

32: Klasifikasi objek arsitektur demikian dijelaskan. Mereka (selanjutnya) dibedakan (masing-masing) untuk (kasta yang berbeda, yaitu) yang lahir dua kali dan yang lainnya.

33-34: Semua (jenis lokasi) cocok untuk para Brahmana, terutama untuk para Dewa, dan demikian pula untuk para Kṣatriya, kemudian untuk para Vaiśya dan Śūdra, (lokasi-lokasi itu) harus sesuai dengan yang disebutkan di atas secara berurutan.

Demikianlah dalam Mānasāra, ilmu arsitektur, bab ketiga, berjudul: "Klasifikasi Arsitektur".

Kembali

Komentar