Bab 1 - Aturan Peletakan Gnomon dan Pasak (Śaṅku-sthāpana-lakṣaṇa)
Gnomon: Jam Matahari
1: Setelah ini aku akan menjelaskan sepenuhnya aturan untuk memasang gnomon1.
2: Pada saat matahari terbit adalah saat untuk memasang gnomon.
3-6: Di bulan-bulan solstis utara atau solstis selatan2, di paruh bulan terang atau gelap, pada hari yang paling baik, kecuali hari bulan purnama dan bulan baru, dan pada saat yang sangat baik, di pagi hari, gnomon haruslah dipasang. Setelah itu, ia harus tetap di sana sampai sore hari.
7-9: Pada hari sebelum pemasangan (gnomon), pemurnian tempat (di mana gnomon akan dipasang) harus dilakukan: di tengah lokasi yang dipilih, sebuah tempat berbentuk persegi dengan ukuran empat hasta di setiap sisinya, (harus dibuat) berair di seluruh permukaannya (untuk memastikan perataan yang akurat).
10-12: Pohon-pohon (dari kayu) tempat gnomon dibuat adalah: kṛtamāla (Cassia fistula), cabang pohon śamī (sejenis pohon penghasil api), cendana (Sirium myrtifolium), cendana merah (Caesalpinia sappan), khadira (Acacia catechu), tinduka (Diosphyros ombryopteris), pohon susu putih (Mimusops kanki), atau śubhadanta (pohon gigi).
13-14: Panjang gnomon harus satu hasta (yaitu, delapan belas inci) dan lebarnya, di bagian bawah enam aṅgula; lebarnya di bagian ujung atas harus dua aṅgula, (keseluruhannya) secara bertahap meruncing dari bawah ke atas.
15: Ujung atasnya harus benar-benar melingkar, halus dan berbentuk seperti payung.
16: Yang demikian adalah tipe gnomon yang besar, yang menengah sekarang dijelaskan.
17-18: Panjangnya harus delapan belas aṅgula dan lebarnya di bagian bawah lima aṅgula dan lebarnya di bagian ujung atas satu aṅgula, dan sisanya harus dibuat seperti yang disebutkan sebelumnya.
19-21: Panjang gnomon terkecil secara khusus harus dua belas aṅgula, lebarnya di bagian bawah empat aṅgula dan di ujung atas sepertiga aṅgula; sebagai alternatif, panjangnya bisa sembilan aṅgula dan lebarnya di bagian bawah dan di ujung atas (harus sesuai), dan sisanya dinyatakan seperti sebelumnya.
22-24: Di pusat lokasi yang dipilih, ahli geometris3 yang terampil harus menggambarkan sebuah lingkaran dengan bergerak mengelilingi (tali) yang dua kali panjang gnomon (sebagai jari-jari); dan di pusat (lingkaran) sebuah gnomon harus dipasang.
25-28: Di pagi hari (pada waktu tertentu) arsitek utama harus menandai sebuah titik; (di mana) bayangan dari gnomon (bertemu) keliling di barat. Di sore hari (juga) sebuah titik harus ditandai seperti sebelumnya (yaitu, seperti di pagi hari) di mana bayangan dari gnomon (bertemu) keliling di timur. Setelah itu gnomon harus dibiarkan (tetap) di sana.
29-30: Panjang gnomon dibagi menjadi sembilan puluh enam bagian, (dan) apacchāyā4 dikeluarkan dari bagian-bagian ini, (arah) timur yang benar harus ditentukan.
31-35: Di bulan-bulan Kanyā (Agustus dan September) dan Vṛṣa (April dan Mei) tidak ada apacchāyā. Apacchāyā yang tersisa adalah dua aṅgula5 di empat bulan, yaitu Meṣa (Maret dan April), Mithuna (Mei dan Juni), Tulā (September dan Oktober) dan Siṃha (Juli dan Agustus); empat aṅgula di (bulan) Vṛścika (Oktober dan November), Āṣāḍha (atau Karka, yaitu, Juni dan Juli) dan Mīna (Februari dan Maret); dan enam aṅgula di (bulan) Dhanus (November dan Desember) dan Kumbha (Januari dan Februari); dan apacchāyā dinyatakan secara khusus delapan aṅgula di (bulan) Makara (Desember dan Januari).
36-37: Aṅgula yang disebutkan di atas harus ditandai dalam bayangan di kiri dan kanan pusat6; (dengan) apa yang tersisa setelah pengurangan aṅgula ini, garis timur yang benar haruslah ditarik.
38-39: Selama enam bulan (yaitu, solstis utara) dimulai dengan Makara (21-22 Desember) bayangan menurun ke arah selatan dan selama enam bulan (yaitu, solstis selatan) dimulai dengan Kulīra (21-22 Juni) bayangan menurun ke arah utara.
40-47: Di bayangan yang menghadap timur-kiri, titik kiri harus ditandai; setelah itu bergerak menuju timur dan kanan, titik barat-kiri harus ditandai7. Arsitek harus mengeluarkan apacchāyā dan menggambar garis timur-barat. Dengan mengambil (tali) melalui arah utara menuju wilayah timur (dengan demikian) perpanjangan ikan harus dibuat dan aṅgula8 (harus ditandai) di depan. Pintu (yaitu, pintu masuk) dari (ikan) itu harus ditandai di selatan dan utara garis itu; garis yang ditarik menghubungkan kepala dan ekor ikan harus menjadi garis utara-selatan. Titik harus ditandai dengan menggerakkan tali hingga ke bulatan melingkar (yaitu, keliling).
48-49: Apacchāyā (lebih lanjut) ditentukan karena bervariasi selama tiga bagian, dari setiap bulan, masing-masing sepuluh hari.
50-51: Pada bulan Meṣa (Maret dan April) dua aṅgula (apacchāyā) harus dikeluarkan selama sepuluh hari pertama, satu aṅgula, (bagian) selama sepuluh hari tengah, dan tidak ada sama sekali selama sepuluh hari terakhir.
52-53: Di bulan Vṛṣa (April dan Mei) tidak ada sama sekali yang harus dikeluarkan selama sepuluh hari pertama, satu aṅgula (bagian) dinyatakan (untuk dikeluarkan) selama sepuluh hari tengah, dan dua bagian selama sepuluh hari terakhir.
54-55: Di bulan Mithuna (Mei dan Juni) dua aṅgula (bagian) harus dikeluarkan selama sepuluh hari pertama, tiga aṅgula (bagian) selama sepuluh hari tengah, dan empat aṅgula (bagian) selama sepuluh hari terakhir.
56-58: Di bulan Kulīra (Juni dan Juli) empat aṅgula (bagian) harus dikeluarkan selama sepuluh hari pertama; selama sepuluh hari tengah juga tiga aṅgula (bagian) harus dikeluarkan sebagai (cahaya-bayangan) itu; dan dua aṅgula (bagian) dinyatakan (untuk dikeluarkan) selama sepuluh hari terakhir.
59-60: Di bulan Siṃha (Juli dan Agustus) dua aṅgula (bagian) harus dikeluarkan selama sepuluh hari pertama, satu (bagian) selama sepuluh hari tengah, dan tidak ada sama sekali selama sepuluh hari terakhir.
61-62: Di bulan Yuvatī (Agustus dan September) tidak ada yang harus dikeluarkan selama sepuluh hari pertama, satu aṅgula (bagian) harus dikeluarkan selama (sepuluh hari) tengah, dan dua aṅgula (bagian) selama sepuluh hari terakhir.
63-64: Di bulan Tulā (September dan Oktober) dua aṅgula (bagian) dilarang (yaitu, dikeluarkan) selama sepuluh hari pertama dan tiga aṅgula (bagian) (juga) harus dikeluarkan selama (sepuluh hari) tengah, dan empat (bagian) dikenal (sebagai dilarang) selama (sepuluh hari) terakhir.
65-66: Di (bulan) Vṛścika (Oktober dan November) empat aṅgula (bagian) (harus dikeluarkan) selama (sepuluh hari) pertama, lima (bagian) selama sepuluh hari tengah, dan enam aṅgula (bagian) selama sepuluh hari terakhir.
67-69: Di (bulan) Dhanus (November dan Desember) enam aṅgula (bagian) harus dikeluarkan selama sepuluh hari pertama dan tujuh aṅgula (bagian) selama sepuluh hari tengah, dan (sudah) diketahui bahwa delapan aṅgula (bagian) harus dikeluarkan selama sepuluh hari terakhir.
70-71: Di (bulan) Makara (Desember dan Januari) (arsitek) yang bijaksana harus mengeluarkan delapan aṅgula (bagian) selama sepuluh hari pertama, tujuh aṅgula (bagian) harus dikeluarkan selama (sepuluh hari) tengah, dan enam aṅgula (bagian) harus dikeluarkan selama (sepuluh hari) terakhir.
72-73: Di (bulan) Kumbha (Januari dan Februari) dia (arsitek) harus mengeluarkan enam aṅgula (bagian) selama sepuluh hari pertama, lima aṅgula (bagian) harus dikeluarkan selama (sepuluh hari) tengah, dan empat aṅgula (bagian) selama (sepuluh hari) terakhir.
74-76: Di (bulan) Mīna (Februari dan Maret) empat aṅgula (bagian) harus dikeluarkan selama (sepuluh hari) pertama, dan tiga aṅgula (bagian) selama sepuluh hari tengah, dan selama sepuluh hari terakhir juga dua aṅgula (bagian) harus dikeluarkan.
77-82: Saat-saat seperti yang telah dinyatakan (oleh para leluhur) ketika tidak ada apacchāyā sekarang akan lebih lanjut dijelaskan di sini: di posisi matahari yang disebutkan di atas di Kanyā (Agustus dan September) dan Vṛṣabha (April dan Mei) selama dua puluh hari (yaitu, sepuluh hari tengah dan terakhir) harus ada konstelasi9, (maka) (ukuran-ukuran) aṅgula (apacchāyā) yang disebutkan di atas harus dianggap nol. Mengetahui hal ini, dia (arsitek) harus menggunakan tali (untuk menemukan titik kardinal). Di bulan-bulan matahari ini bahkan jika konstelasi itu terjadi (hanya) sesekali, apacchāyā harus dikeluarkan, (karena) para resi telah memberikan keleluasaan untuk menerima atau menolak jika ada keraguan (hingga) sepuluh (dua?) aṅgula10.
Metode Penentuan Mata Angin
Sebuah gnomon dengan panjang 24, 18, atau 12 aṅgula, dengan lebar 6, 5, atau 4 aṅgula di bagian dasar, dan 2, 1, atau 5/4 aṅgula di bagian atas yang berbentuk seperti payung, dipasang di tanah yang telah diratakan dengan air.
Sebuah lingkaran kemudian dibuat dari dasar gnomon dengan jari-jari dua kali panjang gnomon tersebut. Dua titik ditandai pada keliling lingkaran saat bayangan gnomon menyentuh lingkaran tersebut, yaitu sebelum dan sesudah tengah hari. Garis lurus yang menghubungkan kedua titik ini secara kasar diambil sebagai garis timur-barat. Garis yang membagi dua garis timur-barat ini akan menjadi garis utara-selatan.
Pembarisan dilakukan dengan cara yang umum. Dengan menggunakan setiap ujung garis timur-barat sebagai pusat dan panjang garis tersebut sebagai jari-jari, dua lingkaran digambar yang akan berpotongan di dua titik. Perpotongan ini membentuk segmen umum yang menyerupai ikan. Garis lurus yang menghubungkan kedua titik perpotongan ini membagi dua garis timur-barat secara tegak lurus (sudut siku-siku) dan menunjukkan garis utara-selatan. Titik mata angin perantara (seperti timur laut, tenggara, dsb.) dapat ditemukan dengan cara yang sama, yaitu dengan membuat gambar "ikan" di antara titik-titik mata angin yang sudah ditemukan.
Koreksi Ketidakakuratan: ketidakakuratan dalam penentuan titik timur dan barat secara tepat disebabkan oleh variasi bayangan akibat deklinasi matahari selama interval waktu antara dua momen pengamatan di pagi dan sore hari. Untuk mengoreksi variasi bayangan yang tidak bisa dihindari ini, sebuah koreksi yang disebut apacchāyā akan dikurangkan dari bayangan tersebut.
| Bulan (Bulan Masehi) | 10 Hari Pertama | 10 Hari Tengah | 10 Hari Terakhir |
|---|---|---|---|
| Meṣa (Maret - April) | 2 | 1 | 0 |
| Vṛṣa (April - Mei) | 0 | 1 | 2 |
| Mithuna (Mei - Juni) | 2 | 3 | 4 |
| Kulīra (Juni - Juli) | 4 | 3 | 2 |
| Siṃha (Juli - Agustus) | 2 | 1 | 0 |
| Yuvatī (Agustus - September) | 0 | 1 | 2 |
| Tulā (September - Oktober) | 2 | 3 | 4 |
| Vṛścika (Oktober - November) | 4 | 5 | 6 |
| Dhanus (November - Desember) | 6 | 7 | 8 |
| Makara (Desember - Januari) | 8 | 7 | 6 |
| Kumbha (Januari - Februari) | 6 | 5 | 4 |
| Mīna (Februari - Maret) | 4 | 3 | 2 |
(Angka dalam satuan aṅgula)
83-84: Sesuai dengan (aturan-aturan) ini11, (arah-arah) (yaitu, titik-titik mata angin) yang berbeda harus ditentukan (dan) tali harus dibentangkan di sana12, dengan arah timur yang benar (pertama kali) dapat ditentukan dengan sangat sempurna (yaitu, akurat)13.
84-86: Kemudian arah timur laut dinyatakan (ditemukan): aṅgula (titik?) ditandai di utara titik aṅgula timur yang (sudah) ditandai dan garis timur laut ditarik dari titik (memanjang) hingga ke barat14.
87: Arah timur yang sebenarnya harus diutamakan untuk bangunan-bangunan bagi mereka yang menginginkan keselamatan (yaitu, kuil-kuil harus menghadap ke timur yang benar).
88: Arah timur laut diutamakan untuk (bangunan) bagi mereka yang mencari kenikmatan (yaitu, bangunan tempat tinggal harus menghadap ke timur laut).
89-90: Bangunan yang menghadap ke tenggara adalah sumber dari semua kejahatan: oleh karena itu, semua (jenis) bangunan yang menghadap ke tenggara harus dihindari.
91: Jika (petunjuk) ini diperhatikan, sebuah bangunan mampu membawa kemakmuran yang intensif dan luas.
92: Pengukuran panjang tali (pengukur) harus sesuai dengan panjang batang (pengukur)15.
93-94: Dengan membagi benang (tali) menjadi tiga lipatan, Sūtragrāhin (yaitu, pengukur atau desainer) harus menyatukannya (dengan cara berikut): pada awalnya tali harus dua lipatan dan lipatan ketiga (harus disambungkan dengan memutarkannya di sekitar tali yang berlipat dua) di sisi kanan.
95: Ia (tali) harus dibuat dari benang kapas atau benang goni.
96: Dimensi yang (lebih) akurat dalam sebuah bangunan memang dapat diamankan (ketika diukur) oleh tali (daripada oleh batang, dengan cara berikut).
97-100: Dia (arsitek) harus menggerakkan tali pengukur (untuk mengetahui dimensi objek arsitektur) dengan mengambilnya (pertama) dari barat daya sebagai tengah menuju arah (yang terhubung dengannya) (yaitu, selatan, dan barat), (kemudian) dari timur ke tenggara, dari timur ke timur laut, dari selatan ke tenggara, dari barat ke barat laut, dari utara ke barat laut, dan dari utara ke timur laut.
101-102: Dengan tali pengukur ini, objek arsitektur harus diukur, seperti kuil yang luas, bangunan tempat tinggal yang besar16 (untuk raja dan orang kaya), dan paviliun16 (yaitu, bangunan kecil), baik yang bersifat keagamaan maupun tempat tinggal, dan semua jenis desa, dan lain-lain (yaitu, termasuk kota dan kota berbenteng).
103-104: Dari luar ujung-ujung ekstrem titik-titik ini yang ditemukan oleh tali pengukur pada jarak satu atau dua hasta di sekitar dimensi (suatu objek arsitektur) yang telah ditetapkan (pasak kayu), seperti yang dinyatakan (di bawah), dipasang17.
105-108: Dua pasak di setiap sudut (secara harfiah, telinga) dari garis tengah harus dipasang. Untuk jalan keluar fondasi, empat pasak harus dipasang di empat penjuru (yaitu, utara, timur, selatan, dan barat). Empat pasak di empat sudut (telinga) harus dipasang dan sudut-sudutnya harus dihubungkan (yaitu, disatukan). Hal ini sangatlah bermanfaat, hendaknya diterapkan.
108-110: Kayu untuk membuat pasak-pasak ini akan dijelaskan (sekarang); pohon-pohon (dengan kayu) yang digunakan untuk membuat pasak-pasak yang akan dipasang adalah: khadira (Acacia catechu), ādimeda (suatu jenis tanaman?), madhūka (Bassia latifolia), dan juga pohon susu (Mimusops kanki) dan lainnya, atau pohon yang berempulur18.
111-112: Panjang pasak-pasak ini yang akan dipasang harus dua puluh satu atau dua puluh lima aṅgula dan lebarnya harus (sama dengan) ukuran kepalan tangan seseorang (yaitu, sekitar tujuh inci).
113: Bagian bawahnya harus dibuat (runcing) seperti jarum, tetapi (dari atas tanah) ia harus meruncing secara bertahap dari bawah ke atas.
114-115: Arsitek dan tuan tanah berdiri dengan menghadap ke timur atau utara, (masing-masing) memegang pasak dengan tangan kiri dan memegang palu harus memukulnya (pasak) dengan tangan kanan, dan harus ada delapan pukulan pada setiap (pasak).
117-118: Pada saat pemasangan pasak, Brahmana (pendeta) harus mengucapkan doa, dan setelah itu mereka yang berkumpul (pada upacara peletakan fondasi) juga harus berdoa (untuk keberhasilan pekerjaan) dengan suara-suara yang membawa kebaikan.
119-120: Setelah ini (upacara pemasangan pasak), tukang kayu dengan izin dari arsitek (utama) harus dengan cara yang sama memukul semua pasak dimulai dari sudut barat daya di tengah-tengah lantunan suara-suara yang membawa kebaikan.
Demikianlah dalam Mānasāra, ilmu arsitektur, bab keenam, berjudul: "Aturan Peletakan Gnomon dan Pasak".
-
Instrumen kuno yang digunakan untuk menentukan waktu berdasarkan bayangan yang terbentuk akibat pergerakan matahari. ↩
-
Solstis adalah titik balik matahari, yaitu ketika matahari terletak pada titik paling utara atau selatan relatif terhadap garis khatulistiwa. Solstis utara terjadi sekitar 22 Desember-21 Juni, sedangkan solstis selatan terjadi pada (22 Juni-21 Desember). ↩
-
Ahli suatu bidang (bindu) menurut teks aslinya. ↩
-
Keadaan tanpa bayangan, bayangan yang dianggap tidak beruntung. ↩
-
Aṅgula dalam baris-baris ini dan Mātra dalam baris 56, 66, dan di tempat lain digunakan secara sembarangan untuk Aṃśa (bagian) atau derajat. ↩
-
Istilah aslinya adalah bindu, yang berarti ‘titik’, juga dapat berarti pusat lingkaran atau titik perpotongan dua garis. ↩
-
Mungkin yang dimaksudkan secara tersirat (dalam baris 40-41) adalah sebagai berikut: pada bayangan yang bergerak ke timur melalui kiri, titik kiri harus ditandai, selanjutnya bergerak ke arah barat, yang bertolak belakang, yakni kiri, titik kanan harus ditandai. ↩
-
Jelaslah bahwa ini tampaknya menyiratkan sebuah ‘titik’, tetapi ini mungkin menunjukkan ukuran apacchāyā. ↩
-
Yaitu bulan keenam (Kanyā) dan kedua (Vṛṣa). ↩
-
Penafsiran dua baris terakhir (81-82) bersifat tentatif karena terdapat sanggahan, yaitu ketika koreksi maksimum hanya bisa delapan, maka tidak ada gunanya membiarkan kelonggaran dilakukan hingga sepuluh. Contoh ketidaksesuaian seperti itu tidak jarang terjadi dalam Mānasāra dan teks-teks lainnya. ↩
-
Yang mencakup modifikasi, pengecualian, dan pelaksanaan aturan tersebut di atas. ↩
-
Yaitu dengan menggunakan tali, untuk menggambar lingkaran-lingkaran dan garis-garis yang diperlukan. ↩
-
Jika ada kesalahan, maka penentuan arah kiblat yang lain tidak akan tepat, sebab ketepatannya tergantung pada ketepatan garis timur-barat. ↩
-
Lihat catatan mengenai metode penentuan arah mata angin. ↩
-
Delapan batang membuat satu tali. ↩
-
Trigṛha tampaknya menyiratkan rumah tinggal dengan tiga halaman dan pelataran, sedangkan Vimāna berarti kuil besar dengan lima halaman dan Maṇḍapa merujuk pada bangunan yang lebih sederhana, baik untuk agama maupun tempat tinggal, dengan satu halaman. ↩↩
-
Untuk mengencangkan, tali untuk meletakkan pondasi. ↩
-
Empulur adalah jaringan lunak dan berpori yang terletak di bagian tengah terdalam batang dan akar tumbuhan, tersusun dari sel-sel parenkim yang berfungsi untuk menyimpan nutrisi dan air, serta mendistribusikannya ke seluruh tanaman. Contohnya: singkong, sagu, bambu, dan sebagainya. ↩