Hidayat Jati
Serat ini menguraikan ajaran makrifat yang bersumber dari wejangan para wali yang menyebarkan Islam di Pulau Jawa. Ajaran ini sejatinya adalah wejangan ilmu kesempurnaan yang diterapkan untuk diri pribadi yang disarikan dari Quran, Hadist, Ijmak, dan Qiyas.
Pokok ajaran yang disampaikan dalam serat ini antara lain:
- Petunjuk keelokan Dzat
- Penjelasan tentang asal-mula kejadian Dzat
- Keterangan tentang keadaan dari Dzat
- Susunan dalam singgasana Baitul Makmur
- Susunan dalam singgasana Baitul Muharram
- Susunan dalam singgasana Baitul Muqaddas
- Peneguh kesentosaan iman
- Sasahidan atau kesaksian
Kedelapan topik tersebut diajarkan masing-masing kepada delapan orang di generasi Demak awal, antara lain: Sunan Giri Kadaton, Sunan Tandes, Sunan Majagung, Sunan Bonang, Sunan Wuryapada, Sunan Kalinyamat, Sunan Gunungjati, dan Sunan Kajenar.
Kemudian dilanjutkan ke delapan orang di generasi Demak akhir, antara lain: Sunan Giri Parapen, Sunan Darajat, Sunan Ngatasangin, Sunan Kalijaga, Sunan Tembayat, Sunan Kalinyamat, Sunan Gunungjati, dan Sunan Kajenar.
Kemudian yang terakhir diriwayatkan diajarkan kepada generasi Demak akhir hingga Pajang sebagai berikut: Sunan Parapen, Sunan Darajat, Sunan Ngatasangin, Sunan Kalijaga, Sunan Tembayat, Sunan Padusan, SUnan Kudus, dan Sunan Geseng.
Pada zaman Kerajaan Mataram, Sultan Agung Anyakrakusuma menghimpun kedelapan wejangan tersebut menjadi satu, kemudian menunjuk sembilan orang yang diizinkan mengajarkannya, antara lain: Panembahan Purbaya, Panembahan Ratupekik, Panembahan Jurukithing, Pangeran Kadilangu, Pangeran Kudus, Pangeran Tembayat, Pangeran Kajoran, Pangeran Wangga, dan Panembahan Juminah.
Artefak
| # | Keterangan |
|---|---|
| Judul | Warah Hidayat Jati lan Maklumat Jati |
| Penulis | Priyo Agung Raharjo |
| Penerbit | Perpustakaan Nasional RI |
| Tahun | 2022 |
